Rabu, 10 Februari 2010

Legion Review

beberapa hari yang lalu saya menyempatkan diri nonton LEGION di salah satu studio XXI di daerah Pluit. Filmnya memang menawarkan banyak ketegangan dan juga perenungan akan hidup. Terkadang manusia mudah bertindak bodoh hanya untuk sesuatu yang diyakini benar untuk waktu sesaat. Seringkali keputusan2 bodoh itu menghasilkan akibat2 yang drastis dan fatal.

Film ini juga melenceng dari Alkitab. Seolah-olah Allah menjadi suatu pribadi yang inkonsisten sehingga dua makhluk malaikat kepercayaan-Nya: Gabriel & Michael harus bertarung untuk menetapkan satu keputusan tertentuk. Belum lagi gambaran Mesias modern yang lahir melalui seorang perempuan yang hamil tanpa diketahui pria mana yang menyebabkannya demikian (Pregnant By Accident).

Film ini juga menyodorkan isu2 gender, homoseksualitas yang samar, juga perjuangan cinta yang tulus dari seorang pria. Juga ego manusia yang disaat-saat terakhir hidupnya pun tetap memutuskan untuk menolak Allah.

Realitas akhir zaman dan pengharapan dunia baru (yang tidak sepenuhnya baru--mungkin lebih tepat menyebutnya era baru) yang ditawarkan film ini menjadi klise dengan tibanya pasangan baru ini di sebuah tempat yang ternyata tak tersentuh sama sekali dengan penghakiman...

(bentuk penghakiman disini lebih menyerupai kerasukan atau mungkin: menjadi zombie...---imajinasi yang luar biasa dari para penulis skenarionya: yaitu para malaikat maut menghampiri dan merasuki orang2 durjana utk menjadi alat penghukuman kepada dunia)...

ada satu kalimat bagus dalam film ini yang diungkapkan oleh Michael:
"kalian telah menerima begitu banyak anugerah dari Allah, tapi kalian menyia-nyiakannya karena keserakahan kalian"

Legion menjadi suatu realitas kekinian dunia hari ini yang bobrok, memiliki pengharapan, namun mengarahkan pengharapan itu kepada fokus yang salah...

Bagaimana denganmu temans?

Tidak ada komentar: