Kamis, 22 Maret 2012

Tidak...Jangan...Biarkan

tidak....
aku tak ingin terbangun dari tidur...
aku tak ingin mimpinya berakhir...
jika demikian, maka aku harus mengulangnya dari awal lagi...

jangan...
jangan biarkan aku terbangun...
jangan biarkan mimpiku melayang jauh
jika demikian, aku harus mencari sayap untuk mengejarnya...

biarkan...
biarkan aku terus tidur...
biarkan aku terus bermimpi...
sebab dunia nyata mungkin akan menyadarkanku,
bahwa ada khayal yang tak mungkin jadi...

jadi, biarkan saja seperti ini...


NB:
puisi ini ada sebagai hasil ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang beberapa waktu terakhir ini.
beberapa orang seringkali menutup mata terhadap kenyataan yang ada, dan berusaha mencari pembenaran ttg apa yang sedang dilakukannya...

(mari bermimpi sekaligus hidup di dunia nyata...)

GALAU

aku lagi galau...begitu kata iklan di televisi. Dalam sekejap saja, kalau orang belum pernah menyebut kata 'galau' maka bisa jadi dia belum gaul, atau mungkin belum pernah merasa 'galau'.

aku lagi galau...bukan lagi hanya untuk hal-hal yang berbau asmara, tapi bisa jadi juga mengenai masalah-masalah di asrama bagi mereka yang sedang mondok, atau bagi mereka yang lagi resah nyari kerjaan tapi blum dapet juga, atau mereka yang sedang nunggu kiriman sangu dari kampung yang tak kunjung datang...bagi para pedagang, mungkin mereka galau karena banyak yang makan/beli tapi ngutang gak bayar-bayar... para ibu mungkin galau menyikapi kenaikan harga bbm yang berujung kenaikan harga sembako... galau emang lagi populer dimana-mana...

sebenernya sih galau sama aja dengan resah, gelisah, nggak tenang, bingung, dan berbagai perasaan yang menggambarkan suasana hati yang muram, tak berdaya, sementara pengharapan yang dinanti hanya menunjukkan secercah cahaya yang nyaris tak terlihat.

tapi ada seorang rekan yang memaknai galau secara berbeda, GALAU menjadi God Always Listening Always Understanding...luar biasa memang...ketika kebanyakan orang melihat galau sebagai perasaan yang mellow, maka ada sekelompok orang yang berpikir beda dan melihat galau sebagai peluang...peluang lepas dari kesendirian dan kemumetan pikiran kita yang udah semrawut kayak jalanan di jakarta, peluang mendapat teman berbagi yang kalo ngedengerin kita ngomong gak pake nyela apalagi langsung menghakimi, peluang untuk bangkit lagi..

galau...tergantung cara kamu menyikapinya...
kalau kamu lagi galau hari ini, kenapa nggak mencoba telp seorang temen dan berkata: galao? (gubrak...itu mah halo....).

well...daripada baca tulisan ini dan kamu jadi galau, mendingan saya berhenti sampai disini...
maklum, yang nulis juga lagi galau...
so, seperti pepatah mengatakan: galau pasti berlalu...

(yang perlu dipikirin sebenernya adalah apakah perasaan galau memberi tempat bagi Tuhan berkarya dalam hidup kita...)