Jumat, 24 Oktober 2014

Passion

Seorang rekan pernah membaca sebuah buku yang mendefinisikan passion sebagai 'something to die for'.

Passion yang dimiliki seseorang akan membuatnya bersedia memperjuangkan sesuatu kalau perlu sampai mati.

Dalam film chef, carl rela mengorbankan banyak hal untuk memperjuangkan passion-nya sebagai seorang koki. Baginya memasak adalah semacam jembatan untuk komunikasi hati dengan orang-orang yang menyantap makanannya. Ketika passionnya tidak tersalurkan maka ia kehilangan makna dari apa yang ia kerjakan sebagai seorang koki. Beruntungnya, dipecatnya Carl sebagai kepala koki membuatnya dapat mengerjakan passionnya yang sesungguhnya.

Passion membuat seseorang dapat mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan cinta, kerelaan untuk berkorban dan berjuang sampai tetes darah penghabisan.

Kadang-kadang rutinitas dan kesibukan dapat mengaburkan passion kita sesungguhnya di hadapan Tuhan. Ketika hal ini terjadi kita perlu berdiam diri dan merefleksikan hidup kita kembali.

Pertanyaannya adalah:
Apakah passionku hari ini adalah mengerjakan apa yang Ia telah percayakan kepadaku? Ataukah sekedar mengerjakan apa yang aku sukai?

Mintalah kepada Tuhan supaya passion bukan cuma sekedar desire atau hasrat belaka...

Passion yang sejati pada akhirnya akan berorientasi bukan kepada kepuasan kita sebagai pelaku dari passion itu tapi kepada Tuhan sebagai pemberi passion yang sejati.

Selasa, 14 Oktober 2014

bertolaklah ke tempat yang lebih dalam...

"Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
(Lukas 5:4)

Apa yang kita rasakan, ketika kita sudah melakukan sesuatu tanpa hasil apapun, lalu kita diminta untuk melakukan hal yang sama lagi. Jengkel? Kesal? Mungkin...Begitulah yang dirasakan Simon kala itu. Sudah sepanjang malam ia dan saudaranya bekerja keras untuk menangkap ikan, tapi mereka tidak menangkap apapun juga (v.5).

Tapi rasa sungkannya kepada Yesus membuatnya melakukan apa yang Yesus minta sekalipun nampaknya tidak masuk akal. Simon adalah nelayan profesional, dan Yesus sebelumnya dikenal sebagai tukang kayu profesional (mengikuti jejak ayahnya, Yusuf). Secara logika, maka Simon tentu lebih mengerti tentang kapan dan dimana ikan-ikan berkumpul. Saya membayangkan Simon berpikir dalam benaknya, kalau dia saja yang nelayan profesional tidak bisa menemukan seekor ikan pun apalagi Yesus yang tidak punya kompetensi sebagai nelayan.

Permintaan Yesus supaya Simon membawa perahunya ke perairan yang dalam dan menebarkan jala adalah sebuah permintaan yang sepertinya "mengolok-olok" Simon dan kemampuannya sebagai seorang nelayan. Tapi ketika Simon menuruti apa yang dikatakan Yesus, maka terjadilah mujizat.

Kadang-kadang kita juga mungkin diminta melakukan hal yang sama seperti Simon. Kita sudah melakukan sesuatu dengan kerja keras, tapi yang kita lakukan tidak mendatangkan hasil apapun. Lalu kita diminta lagi melakukan hal yang sama. Pertanyaannya, apakah kita akan melakukannya lagi, lagi, ... dan lagi?

"Bertolaklah ke tempat yang dalam" mungkin bisa juga dimengerti sebagai berikut:

* tempat yang dalam bisa jadi adalah sebuah tempat beradanya hal-hal yang sulit - a place of difficult things - sebuah tempat dimana masalah dan pergumulan bisa jadi akan lebih besar dari sebelumnya.

*sebuah undangan untuk percaya sepenuhnya kepada Tuhan. To trust Him is to give Him our fully trust.

*a place that we can see more about God and His plans for us - sebuah tempat dimana kita dapat lebih melihat dan mengalami siapakah Allah dan apa rencana-Nya bagi kita

kadang-kadang yang kita butuhkan hanyalah tempat yang dalam, supaya melaluinya:

* kehampaan menjadi kepenuhan/kelimpahan.
* keraguan menjadi keyakinan.
* ketidakpercayaan menjadi pengakuan.

"bertolaklah ke tempat yang dalam" adalah zona pembentukan Allah supaya kita dapat dipersiapkan untuk sebuah tugas yang sudah Ia rencanakan bagi kita (v.10, bd. dengan Efesus 2:10).

(if everything starting to hard to do, maybe it's time to put out into the deep and let Him to take full control...)

Rabu, 01 Oktober 2014

Putih

Putih,
Itulah warnaku...
Itulah hatiku...

Biru,
Itulah mimpiku...
Itulah harapku...

Ketika putih dan biru menyatu...
Mimpiku jadi penuh warna
Dan hatiku jadi penuh harap
Putih...seputih awan
Biru...sebiru langit cerah
Ada putih ada biru
Ada aku dan ada kamu
Ada kita...
Ada cerita...

*warna lain turut diundang ke pesta...